Boven Digoel Genjot Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk membuka akses sehingga mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah itu. Selama ini, minimnya infrastruktur membuat sektor seperti pariwisata menjadi tak maksimal.
Padahal, kata Wakil Bupati Boven Digoel Yesaya Merasi, sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang mengadopsi nama Belanda, wilayah yang dipimpinnya itu memiliki sejumlah destinasi pariwisata terkenal yang diminati kalangan wisatawan manca negara dan domestik.
“Kami bertekad membangun secara profesional. Pasti bisa, jika didukung infrastruktur dan sumber daya mencukupi,” kata Merasi dalam keterangannya, Kamis (28/6/2012).
Menurut Merasi, pembangunan secara terintegrasi sangat diperlukan untuk menciptakan kenyamanan warga dan juga wisatawan yang berkunjung di kabupaten yang menjadi bagian dari Provinsi Papua itu. Selain menyediakan sistem air bersih, pemerintah juga akan meningkatkan kemampuan sektor telekomunikasi, kelistrikan, dan transportasi untuk membuka akses ke daerah itu.
“Jika akses ada, pasti makin banyak yang berkunjung ke Boven Digoel. Banyak potensi dan kekayaan kami yang harus diketahui dunia luar,” katanya.
Dia mengatakan, bagi dunia internasional, nama Boven Digoel sangat familiar. Sebelum Bung Karno memproklamirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada 17 Agustus 1945, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927-1941 telah menjadikan Boven Digoel sebagai tempat pembuangan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan Republik Indonesia, seperti Bung Hatta, yang menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia dan Sayuti Melik, yang mengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. (sumber)
This entry was posted on Friday, June 7th, 2013 at 4:14 pm and is filed under Pembanguan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.